Kalau kamu masih nganggep LinkedIn itu cuma buat orang kantoran yang suka upload pencapaian karir dan pakai istilah sok profesional, well… saatnya ubah mindset! Buat kita, Gen Z, LinkedIn tuh bukan cuma CV online, tapi juga tempat cari cuan, nyari inspirasi, dan yang paling penting networking biar kamu nggak jadi jobseeker forever. LinkedIn sekarang udah kayak Tiktok-nya dunia kerja. Ada konten, ada vibes, dan… ada peluang. Tapi, tentu aja butuh effort. So, di artikel ini Kantor kita bakal bahas gimana caranya kamu bisa manfaatin LinkedIn secara maksimal buat cari kerja. Dijamin gak boring!
- Set Up Profile Biar Nggak Di-skip Recruiter
Bayangin ini: kamu apply kerjaan impian, tapi profil kamu masih kosong kayak hati pas ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Recruiter pun auto swipe away. So, here’s what to do:
- Gunakan Foto Profesional (tapi tetap jadi diri sendiri)
Jangan upload foto selfie depan kaca pake filter anjing. Gunain foto yang jelas, rapi, dan ngasih kesan profesional. Tapi gak harus stiff banget kayak foto ijazah, ya. Biarin aura “gue asik tapi bisa kerja” terpancar.
- Kolom “About” itu Bukan Sekadar Formalitas
Ini kolom penting banget buat bikin recruiter paham siapa kamu. Gunain tone yang ringan tapi tetap sopan. Ceritain tentang passion kamu, apa yang kamu kerjain, dan kenapa kamu excited buat kerja. Contoh:
“Fresh graduate yang passionate di bidang digital marketing. Suka ngulik SEO dan konten kreatif. Lagi cari kesempatan buat berkembang bareng tim yang dinamis dan fun!”
- Isikan Riwayat Studi & Pengalaman
Jangan cuma nulis “Mahasiswa Ilmu Komunikasi – Universitas X.” Tambahin juga pengalaman magang, volunteer, project kampus, atau freelance. Recruiter suka liat anak muda yang aktif dan inisiatif!
- Skills & Sertifikat, Don’t Skip This!
LinkedIn punya fitur skills & certifications. Manfaatin! Tambahin skill yang relevan kayak:
- Copywriting
- UI/UX Design
- Digital Marketing
- Public Speaking
- Python atau Excel (kalau anak data)
Kalau kamu pernah ikut kursus di Coursera, RevoU, atau Google Digital Garage? Sertifikatnya bisa kamu tampilkan juga
- Rajin Update Profile
Setiap kali kamu dapet pengalaman baru—update! Baru aja kelar project freelance? Tulis di bagian “experience.” Baru menang lomba desain? Masukin juga. Biar profil kamu selalu fresh dan keliatan aktif.
- Endorse dan Dapat Endorse
Minta temen endorse skill kamu, dan kamu juga endorse mereka. Ini semacam validasi sosial yang bisa bantu kamu tampil lebih kredibel. Tapi jangan asal endorse ya, pastikan sesuai dengan kemampuan beneran.
- Gunain LinkedIn Kayak Pro
Setelah profil kamu kece dan siap dipajang, sekarang saatnya “main” di LinkedIn. Jangan jadi silent reader doang!
- Bangun Koneksi, Bukan Cuma Stalking
Mulai connect sama orang-orang dari industri yang kamu minati: HRD, mentor, alumni kampus, atau temen-temen sejurusan. Tapi jangan cuma asal klik connect—tulis juga pesan perkenalan singkat.
“Hai Kak, saya tertarik dengan bidang digital marketing dan lihat Kakak punya pengalaman keren. Boleh saya connect?”
Gitu aja udah cukup kok!
- Like dan Comment Postingan Koneksi Kamu
Algoritma LinkedIn tuh mirip-mirip sama Instagram. Kalau kamu aktif, maka akun kamu makin keliatan. Rajin-like dan comment postingan teman atau tokoh inspiratif, terutama yang relate sama bidang kamu.
Contoh: kalau kamu tertarik kerja di startup, sering-sering engage dengan konten founder atau karyawan startup.
- Perkenalkan Diri Kamu: Bangun Personal Branding
Bikin postingan perkenalan diri. Ceritain kamu siapa, minat kamu apa, dan kamu lagi nyari kerjaan atau kesempatan apa. Contoh format:
“Hai LinkedIn! Saya [nama], fresh graduate dari jurusan [X], punya passion di bidang [Y]. Lagi cari kesempatan untuk belajar dan berkembang di [bidang].”
Gunain emoji secukupnya, biar nggak kaku. Pake bahasa yang ringan, tapi sopan. Jangan takut kelihatan ‘norak’, selama kamu tulus dan jelas, orang akan appreciate.
- Buka Kolom Job Secara Rutin
LinkedIn punya fitur job board yang super powerful. Kamu bisa filter berdasarkan lokasi, bidang, bahkan level karir (internship, entry-level, dll). Aktifin notifikasi supaya kamu gak ketinggalan lowongan yang sesuai.
Tips tambahan:
- Aktifkan fitur “Open to Work”
- Jangan lupa setting visible buat recruiter
- Buat CV kamu nyambung dengan isi profil LinkedIn
- Bonus Tips biar Jadi “LinkedIn Warrior”
- Konsisten Posting
Jangan cuma muncul pas butuh kerja. Konsistenlah bikin konten minimal seminggu sekali. Bisa berupa:
-
- Cerita pengalaman magang
- Insight dari webinar yang kamu ikuti
- Tips belajar skill baru
- Progres project kamu
- Gabung Komunitas
Banyak komunitas profesional yang aktif di LinkedIn. Misalnya:
- Digital Marketing Indonesia
- UX Indonesia
- Fresh Graduate Jobseeker
Gabung, aktif diskusi, dan siapa tahu kamu dilirik recruiter di sana!
✅ Jangan Fake It
LinkedIn bukan tempat buat flexing palsu. Be honest dengan kemampuan kamu. Jangan claim bisa Python kalau “print(‘hello world’)” aja masih googling. Dunia kerja itu kecil, reputasi penting!
LinkedIn Bukan Cuma Buat “Orang Serius”
LinkedIn itu bukan buat yang sok-sokan profesional aja. Buat kita, Gen Z yang multitasking dan melek digital, ini adalah peluang emas. Dengan branding yang pas, networking yang aktif, dan konsistensi membangun profil, kamu bisa menarik perhatian recruiter tanpa harus jadi “serius terus.”
Jadi, daripada scroll TikTok sampe jam 2 pagi, yuk luangin waktu 30 menit aja tiap hari buat update dan engage di LinkedIn. Karena siapa tahu… kerjaan impian kamu udah nungguin kamu di sana.Kalau kamu suka artikel ini dan pengen lebih banyak tips karir buat Gen Z, share dong ke temen-temen kamu yang masih bingung cari kerja! Let’s grow together
Kalau kamu ingin saya bantu membuatkan versi carousel Instagram, caption pendek, atau template buat postingan perkenalan diri di LinkedIn, tinggal bilang ya!