Green Skills, Arah Baru Dunia Kerja Modern

0
3

Tahun 2025 menjadi era perubahan besar dalam dunia kerja global. Jika sebelumnya perusahaan fokus pada digitalisasi dan otomatisasi, kini muncul satu faktor baru yang semakin penting: green skills atau keterampilan keberlanjutan.
Green skills menggambarkan kemampuan pekerja untuk bekerja dengan memperhatikan dampak lingkungan, sosial, dan etika — sebuah pendekatan yang kini menjadi nilai strategis di banyak industri.

Menurut laporan terbaru dari ManpowerGroup (2024), sebanyak 70% perusahaan di seluruh dunia berencana atau sudah merekrut karyawan dengan kemampuan berorientasi keberlanjutan. Namun, hanya 1 dari 8 pekerja yang memiliki lebih dari satu keterampilan hijau (green skill).
Kondisi ini menandakan adanya kesenjangan besar antara permintaan dan ketersediaan tenaga kerja hijau.

Apa Itu Green Skills?

Secara sederhana, green skills adalah keterampilan, pengetahuan, dan nilai yang memungkinkan seseorang untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Keterampilan ini tidak terbatas pada sektor energi bersih, tetapi juga meluas ke bidang teknologi, keuangan, desain, dan manajemen.

Beberapa contoh green skills yang kini banyak dicari:

  • Efisiensi energi dan pengelolaan limbah kerja.
  • Digital sustainability: mengelola sumber daya digital secara efisien (misalnya, paperless office).
  • Analisis data lingkungan atau dampak karbon.
  • Kepemimpinan berkelanjutan (green leadership).

Laporan LinkedIn Global Climate Talent Stocktake (2024) mencatat bahwa iklan pekerjaan yang mensyaratkan minimal satu green skill kini mencapai 7,7% dari total postingan pekerjaan dunia, meningkat dari 7,3% tahun sebelumnya.
Permintaan ini tumbuh 11,6%, sedangkan pasokan tenaga kerja hanya meningkat 5,6% — menunjukkan adanya defisit kompetensi hijau secara global.
(Sumber: LinkedIn Economic Graph 2024)

Tren Green Skills di Indonesia

Fenomena ini juga terjadi di Indonesia.
Berdasarkan laporan LinkedIn Indonesia 2025 (Jakarta Globe, 2024), pekerjaan di bidang AI dan keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability) menjadi salah satu yang paling cepat berkembang di Indonesia.
Perusahaan mulai menambahkan aspek sustainability dalam deskripsi pekerjaan, terutama pada sektor energi, teknologi, pendidikan, dan keuangan.

Perusahaan kini tidak hanya mencari karyawan yang produktif, tetapi juga yang memahami tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Hal ini selaras dengan meningkatnya kesadaran generasi muda terhadap etika kerja dan dampak ekologis.

Mengapa Green Skills Penting di Dunia Kerja 2025

  1. Regulasi dan kebijakan baru.
    Pemerintah dan lembaga internasional menuntut standar keberlanjutan lebih tinggi, mendorong perusahaan beradaptasi dengan praktik hijau.
  2. Tekanan konsumen dan reputasi perusahaan.
    Konsumen masa kini lebih memilih merek yang berkomitmen terhadap lingkungan. Perusahaan yang abai cenderung kehilangan kepercayaan publik.
  3. Efisiensi biaya jangka panjang.
    Penerapan sistem digital, paperless, dan efisiensi energi membantu perusahaan memangkas pengeluaran.
  4. Keseimbangan kerja modern.
    Green skills juga mencakup pola kerja ramah lingkungan, seperti remote working dan penggunaan teknologi cloud yang mengurangi jejak karbon.

Peran HR dan Teknologi dalam Mendorong Green Skills

Bagi divisi HR, tren ini berarti harus mulai mengintegrasikan indikator keberlanjutan dalam proses rekrutmen dan pelatihan karyawan.
Beberapa perusahaan kini menilai kandidat tidak hanya dari pengalaman, tetapi juga:

  • Pemahaman terhadap praktik kerja ramah lingkungan.
  • Kemampuan beradaptasi dengan sistem digital paperless.
  • Dukungan terhadap nilai corporate sustainability perusahaan.

Di sisi lain, teknologi menjadi faktor penting yang memungkinkan penerapan green working environment.
Sistem digital seperti absensi online, pelaporan otomatis, dan kolaborasi daring tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga mengurangi konsumsi energi dan kertas.

Contoh Praktik Nyata di Lapangan

Beberapa perusahaan di Indonesia mulai menerapkan langkah-langkah kecil menuju kantor hijau:

  • Menggunakan absensi digital alih-alih mesin sidik jari konvensional.
  • Beralih ke laporan kerja digital dan menghapus formulir fisik.
  • Memberlakukan sistem kerja fleksibel untuk menekan emisi transportasi.
  • Menyediakan pelatihan internal tentang pengelolaan limbah dan efisiensi energi.

Langkah sederhana ini terbukti menurunkan biaya operasional sekaligus memperkuat citra perusahaan di mata publik.

Kantor Kita dan Komitmen terhadap Green Working

Sebagai solusi digital untuk manajemen karyawan, Kantor Kita mendukung praktik green office melalui sistem yang efisien dan ramah lingkungan.
Beberapa fitur utamanya:

  • Absensi online berbasis lokasi, tanpa perlu mesin fisik atau cetakan laporan.
  • Dashboard digital HR, yang memungkinkan monitoring kehadiran dan kinerja karyawan secara real time.
  • Pelaporan otomatis yang mengurangi administrasi manual dan penggunaan kertas.

Dengan fitur-fitur tersebut, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih hijau, hemat waktu, dan transparan, sejalan dengan nilai keberlanjutan yang kini menjadi tuntutan global.

Tren dunia kerja 2025 menandai pergeseran besar: dari sekadar produktivitas menuju etika dan keberlanjutan.
Perusahaan masa depan adalah yang mampu menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan tanggung jawab lingkungan.
Oleh karena itu, memiliki green skills bukan lagi nilai tambah melainkan kebutuhan.

Melalui solusi seperti Kantor Kita, perusahaan dapat mendukung visi hijau dengan sistem kerja efisien, digital, dan minim dampak lingkungan.
Langkah kecil menuju paperless office hari ini adalah investasi besar bagi masa depan dunia kerja yang lebih berkelanjutan.

Previous articleMicro-Shifting: Revolusi Jam Kerja Era Digital

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here