Tips Menurunkan Angka Turnover di Kantor

0
2

Turnover karyawan merupakan tingkat pergantian karyawan dalam sebuah perusahaan. Pergantian ini dapat meliputi resign, pensiun, pemutusan kerja, dan perpindahan ke posisi lain. Turnover karyawan adalah salah satu tantangan terbesar yang dialami banyak perusahaan terutama bisnis yang sedang bertumbuh. Satu karyawan keluar berdampak pada perusahaan yang akan kehilangan tenaga kerja, produktivitas, waktu, dan biaya.

Jika turnover terjadi hanya sesekali, perusahaan mungkin hanya butuh usaha lebih untuk mencari kandidat baru, wawancara, hingga melatih pegawai baru. Namun, jika turnover terjadi terus menerus, perusahaan akan merasakan dampak negatif. Beberapa di antaranya adalah banyak pekerjaan yang tertunda, beban kerja meningkat, dan moral tim menurun. Hal ini juga akan berakibat pada performa perusahaan yang melambat.

Simak tips berikut untuk menekan angka turnover tinggi:

 

1. Perbaiki Komunikasi Internal

Komunikasi adalah fondasi dari segala jenis hubungan termasuk hubungan antara perusahaan dan karyawan. Banyak karyawan mengajukan resign bukan karena gaji rendah, tetapi karena komunikasi yang buruk. Karyawan merasa tidak didengar atau dihargai pendapatnya oleh perusahaan. Alasan lain adalah perusahaan tidak memberi arahan yang jelas terkait tugas yang harus dikerjakan.

Komunikasi internal yang efektif mencakup beberapa hal. Pertama, atasan yang memberikan instruksi jelas terkait tugas atau pekerjaan. Kedua, terapkan feedback dua arah sehingga karyawan ikut andil dalam seluruh proses. Ketiga, tim manajer yang terbuka untuk menerima kritik dan saran. Terakhir, jadwalkan meeting rutin untuk menyamakan pendapat dan menyerap kritik atau saran.

Dengan komunikasi internal yang baik, karyawan akan merasa dilibatkan dalam seluruh proses yang terkait dengan perusahaan. Karyawan akan memahami posisi mereka, mengerti apa yang harus dilakukan, dan merasa aman untuk berpendapat.

 

2. Berikan Jenjang Karier yang Jelas

Banyak karyawan yang akhirnya memilih resign karena merasa kariernya tidak berkembang. Seorang karyawan pasti memiliki harapan untuk bisa naik jabatan. Namun, jiika perusahaan tidak dapat memberikan jenjang karier yang jelas, karyawan akan cepat bosan. Karyawan juga memiliki kemungkinan untuk melirik perusahaan lain yang menawarkan jenjang karier lebih baik. 

Perusahaan perlu membuat struktur karier yang transparan agar karyawan maupun calon karyawan dapat mengetahui dengan jelas. Selain itu, perusahaan juga dapat menyediakan workshop atau pengembangan skill agar seluruh karyawan dapat berkembang. Yang terpenting, perusahaan harus memberi kesempatan promosi bagi karyawan yang performa kerjanya bagus.

 

3. Berikan Kompensasi yang Adil

Jumlah kompensasi yang diterima karyawan sering menjadi alasan utama karyawan tersebut untuk resign. Kompensasi tidak hanya mencakup gaji pokok, namun juga bonus, tunjangan, reward, insentif, fasilitas kerja, dan lain sebagainya. Hal yang sering terjadi adalah kompensasi tidak sepadan dengan beban kerja yang diberikan. Jika hal ini terjadi, langkah pertama yang mungkin dilakukan karyawan adalah meminta kenaikan kompensasi. Jika tidak dikabulkan, karyawan cenderung memilih untuk resign.

Perusahaan tidak harus memberi kompensasi yang tinggi. Namun, kompensasi harus sepadan dengan beban kerja yang diterima karyawan. Perusahaan juga dapat memberikan reward sederhana seperti makan siang atau voucer belanja agar karyawan tidak berpikir untuk resign. Dengan demikian, karyawan akan merasa bahwa kerja keras mereka dihargai.

 

 

4. Ciptakan Lingkungan Kerja yang Sehat

Lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab angka turnover tinggi. Meski tidak terlihat secara jelas, bekerja di lingkungan yang buruk akan berpengaruh terhadap kesehatan mental karyawan. Lingkungan kerja yang buruk dapat mencakup atasan yang tempramental, partner kerja yang toxic, atau tekanan kerja yang tidak realistis. Jarang ada karyawan yang dapat bertahan bekerja dengan lingkungan yang buruk. Oleh karena itu, mereka memilih mengajukan resign tanpa berpikir panjang.

Menciptakan lingkungan kerja yang sehat sebenarnya mudah. Perusahaan bisa memulai dengan memberi atasan yang suportif. Dengan demikian, orang-orang di bawahnya akan saling menghormati dan mendukung. Perusahaan juga dapat memberikan beban dan kebijakan kerja yang wajar kepada karyawannya. Dengan demikian, karyawan akan merasa betah untuk bekerja karena lingkungan kerja yang sehat.

 

5. Berikan Apresiasi secara Konsisten

Memberi apresiasi kepada karyawan mungkin banyak dilupakan oleh perusahaan. Selain komunikasi yang jelas, beberapa karyawan juga butuh diapresiasi atas kerja kerasnya. Apresiasi tidak harus berbentuk reward seperti uang atau hadiah. Apresiasi dapat berupa ucapan-ucapan sederhana seperti “terima kasih atas kerja kerasnya” atau “kontribusi Anda dalam tim sangat bagus”.

Bagi sebagian orang, apresiasi seperti ini mungkin hal yang sepele. Namun, bagi sebagian yang lainnya, mendapat apresiasi setelah bekerja keras merupakan hal yang menyenangkan. Apresiasi positif dapat berdampak pada kinerja karyawan. Karyawan cenderung akan lebih bersemangat dan mencurahkan effort lebih pada pekerjaan selanjutnya.

 

6. Proses Onboarding yang Bagus

Onboarding merupakan proses adaptasi bagi karyawan baru. Proses ini membantu karyawan baru untuk memahami SOP, mengetahui alur kerja, mengenal rekan kerja, dan memahami budaya kerja suatu perusahaan. Onboarding merupakan proses penting supaya karyawan baru dapat merasa nyaman dan diterima di kantor baru.

Jika proses onboarding kurang bagus, angka turnover akan naik di 3 bulan pertama. Proses onboarding yang kurang bagus akan membuat karyawan baru merasa kebingungan dan tidak nyaman. Mereka tidak memahami budaya kerja, SOP, dan alur kerja dan tidak dapat bertanya ke siapapun karena tidak mengenal rekan kerjanya. Jika hal ini terjadi, karyawan dapat memilih resign di beberapa bulan pertama karena ketidaknyamanan yang dirasakan.

 

Kesimpulan: Angka Turnover Tinggi Dapat Dikendalikan

Tingginya angka turnover pada sebuah perusahaan bukanlah hal yang terjadi secara tiba-tiba. Turnover merupakan akumulasi dari masalah-masalah yang terjadi di kantor. Lingkungan kerja yang toxic, kompensasi yang tidak adil, tidak adanya jenjang karier, dan lain sebagainya dapat memicu karyawan untuk mengajukan resign.

Dengan menerapkan hal-hal seperti komunikasi yang baik, lingkungan kerja positif, serta proses onboarding yang bagus, perusahaan dapat menekan angka turnover. Usaha menurunkan angka turnover tidak hanya berdampak pada penghematan biaya, namun juga pada kualitas kerja. Perusahaan dengan angka turnover rendah dapat dianggap sebagai perusahaan yang sehat dan memanusiakan para karyawannya.

 

 

Previous articleTips Sederhana agar Bisnis Tidak Kehilangan Pelanggan Lama

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here